00:48
Aku sudah termenung sejak detik
pertama hari ini dimulai. Mengingatmu lagi dan lagi, dan memang ini adalah
salah satu dari dua hari peringatanmu. Sebenarnya aku sudah lelah melakukan
ritual ini. Membuat suatu karya, entah itu hanya berupa poetry, catatan, video,
doodle yang berhubungan denganmu, setiap hari peringatanmu. Aku sudah membuat
semua dari jenis-jenis karya yang tertera di atas. Dan sekarang, di hari
ulangtahunmu yang kesembilan belas ini, aku hanya dapat membuat secarik larik
ini padamu.
Kau tau, aku sudah mencoba
membuat doodle, setidaknya sebagus yang sudah kuhasilkan untuk ulangtahun kedua
puluh satu kakakku, empat hari yang lalu. Tapi sudah berlembar-lembar kertas
terbuang percuma dengan goresan tinta twinpen di atasnya. Aku gagal membuat
doodle untukmu. Apakah mungkin karena aku membuatnya sebagai suatu kewajiban
dan ritual saja?
Aku pun sudah mencoba membuat
sebuah video tentangmu, tentang hal-hal yang mempunyai benang merah denganmu
maupun kenangan tentangmu. Tapi setiap kali aku membuatnya, aku kemudian
menghapusnya. Entahlah. Semua terlihat buruk dipandanganku.
Di ulangtahun ke sembilan belasmu
ini, aku ingin benar-benar berdoa untukmu, hal yang selama beberapa waktu
terakhir tak lagi kulakukan. Aku ingin memohon kepada Tuhan supaya setiap
langkah yang kau lalui dapat menjadi berkat bagi dirimu maupun bagi orang lain,
pun setiap langkah yang kau rencanakan dapat memberkatimu di masa kini dan masa
depan. Aku berdoa agar Tuhan melindungimu setiap saat dan memberikan kesehatan
untukmu yang supersibuk menata jalan untuk masa depan (dan kau juga harus menjaga
kesehatan itu dengan baik). Juga untuk cita-citamu (yang luar biasa sulit untuk
digapai), aku juga berdoa agar Tuhan memberikan yang terbaik padamu menurut
pandangan dan rencanaNya.
Aku berdoa untukmu, agar Tuhan
memberikan cinta yang baik untukmu, yang akan selalu menemani langkahmu,
mengingatkan dan menjauhkanmu dari kesalahan, berjalan di sampingmu untuk
selalu siap melangkah dan berlari bersamamu tanpa takut keringat membasahi gaun
indahnya atau debu dan terik matahari mengusamkan kulit wajahnya, dan
membantumu mendaki puncak.
Aku berdoa, agar Tuhan dapat
mengabulkan doa terdalamku bagimu yang sudah kunaikkan selama enam tahun
belakangan. Mungkin itu merupakan doa yang egois, menurutmu. Namun aku yakin,
sahabatku pun memiliki doa yang sama untukmu.
Jangan lupa menjaga kesehatan,
makan dan beristirahatlah yang cukup. Jangan terlalu mengejar IP sehingga
membuatmu kelelahan, kerjakan saja semampu yang kau bisa lakukan dan sisanya
biarkan Tuhan yang berkarya.
Jangan lupa untuk melaksanakan ibadahmu tepat waktu, seperti yang biasa kau lakukan selama masa sekolah. Seperti katamu:
Jangan lupa untuk melaksanakan ibadahmu tepat waktu, seperti yang biasa kau lakukan selama masa sekolah. Seperti katamu:
Allah adalah Pencipta dari setiap atom benda di bumi dan galaksi ini.Hey, kau mengatakan itu saat presentasi sejarah di kelas sepuluh.
Jangan lupa pada kampung
halamanmu, kota dengan toleransi beragama tertinggi di negara ini, sehingga kau
tetap menjadi manusia yang beradab di dalam keteguhan imanmu. Meskipun sejak
kita masih belia toleransimu hanya setipis epidermis kulit.
Jangan lupa bahagia. Tetaplah
tersenyum, karena dengan senyum setidaknya satu bagian dari masalahmu dapat
menghilang. Tetaplah tertawa, karena hati gembira adalah obat yang manjur, pun
untuk rasa stress yang melanda ditengah pencarianmu akan hikmat. Dan juga,
Jangan lupakan aku.
01:31
Medan
Komentar
Posting Komentar