Doa untuk Kawan Lama


27 November 2016
00:48

Aku sudah termenung sejak detik pertama hari ini dimulai. Mengingatmu lagi dan lagi, dan memang ini adalah salah satu dari dua hari peringatanmu. Sebenarnya aku sudah lelah melakukan ritual ini. Membuat suatu karya, entah itu hanya berupa poetry, catatan, video, doodle yang berhubungan denganmu, setiap hari peringatanmu. Aku sudah membuat semua dari jenis-jenis karya yang tertera di atas. Dan sekarang, di hari ulangtahunmu yang kesembilan belas ini, aku hanya dapat membuat secarik larik ini padamu.
Kau tau, aku sudah mencoba membuat doodle, setidaknya sebagus yang sudah kuhasilkan untuk ulangtahun kedua puluh satu kakakku, empat hari yang lalu. Tapi sudah berlembar-lembar kertas terbuang percuma dengan goresan tinta twinpen di atasnya. Aku gagal membuat doodle untukmu. Apakah mungkin karena aku membuatnya sebagai suatu kewajiban dan ritual saja?
Aku pun sudah mencoba membuat sebuah video tentangmu, tentang hal-hal yang mempunyai benang merah denganmu maupun kenangan tentangmu. Tapi setiap kali aku membuatnya, aku kemudian menghapusnya. Entahlah. Semua terlihat buruk dipandanganku.
Di ulangtahun ke sembilan belasmu ini, aku ingin benar-benar berdoa untukmu, hal yang selama beberapa waktu terakhir tak lagi kulakukan. Aku ingin memohon kepada Tuhan supaya setiap langkah yang kau lalui dapat menjadi berkat bagi dirimu maupun bagi orang lain, pun setiap langkah yang kau rencanakan dapat memberkatimu di masa kini dan masa depan. Aku berdoa agar Tuhan melindungimu setiap saat dan memberikan kesehatan untukmu yang supersibuk menata jalan untuk masa depan (dan kau juga harus menjaga kesehatan itu dengan baik). Juga untuk cita-citamu (yang luar biasa sulit untuk digapai), aku juga berdoa agar Tuhan memberikan yang terbaik padamu menurut pandangan dan rencanaNya.
Aku berdoa untukmu, agar Tuhan memberikan cinta yang baik untukmu, yang akan selalu menemani langkahmu, mengingatkan dan menjauhkanmu dari kesalahan, berjalan di sampingmu untuk selalu siap melangkah dan berlari bersamamu tanpa takut keringat membasahi gaun indahnya atau debu dan terik matahari mengusamkan kulit wajahnya, dan membantumu mendaki puncak.
Aku berdoa, agar Tuhan dapat mengabulkan doa terdalamku bagimu yang sudah kunaikkan selama enam tahun belakangan. Mungkin itu merupakan doa yang egois, menurutmu. Namun aku yakin, sahabatku pun memiliki doa yang sama untukmu.
Jangan lupa menjaga kesehatan, makan dan beristirahatlah yang cukup. Jangan terlalu mengejar IP sehingga membuatmu kelelahan, kerjakan saja semampu yang kau bisa lakukan dan sisanya biarkan Tuhan yang berkarya.
Jangan lupa untuk melaksanakan ibadahmu tepat waktu, seperti yang biasa kau lakukan selama masa sekolah. Seperti katamu:
Allah adalah Pencipta dari setiap atom benda di bumi dan galaksi ini. 
Hey, kau mengatakan itu saat presentasi sejarah di kelas sepuluh.
Jangan lupa pada kampung halamanmu, kota dengan toleransi beragama tertinggi di negara ini, sehingga kau tetap menjadi manusia yang beradab di dalam keteguhan imanmu. Meskipun sejak kita masih belia toleransimu hanya setipis epidermis kulit.
Jangan lupa bahagia. Tetaplah tersenyum, karena dengan senyum setidaknya satu bagian dari masalahmu dapat menghilang. Tetaplah tertawa, karena hati gembira adalah obat yang manjur, pun untuk rasa stress yang melanda ditengah pencarianmu akan hikmat. Dan juga,

Jangan lupakan aku.

01:31
Medan

Komentar